Radio-radio swasta di Jakarta dan Bandung di era 1990-an ramai mengiklankan susu kuda liar Bima dengan segala khasiatnya. Beberapa testimoni muncul dalam acara on the air di radio dan dituliskan di majalah seperti Kartini. Dari testimony terungkap bahwa susu kuda liar menyembuhkan leukemia, bronchitis, kanker payudara hingga kanker darah. Sejak saat itu susu kuda liar dikenal sebagai obat dewa.
Komersialisasi berlebihan menyebabkan munculnya susu kuda liar palsu. Pamor produk asli Bima-Dompu ini pun surut kendati tak lenyap animo dan keyakinan masyarakat akan keampuhan susu kuda liar.
Hidup berkoloni lima hingga sepuluh ekor. Ya, kuda-kuda liar bisa ditemukan di Madapangga, Donggo, Sanggar, Wera, atau Pekat atau beberapa wilayah di Bima-Dompu. Kawanan itu hidup di lembah dan gunung-gunung. Tdak banyak dimanfaatkan untuk alat transportasi namun kuda-kuda tersebut membawa berkah tersendiri.
Ada beberapa hal unik yang tidak dijumpai orang luar dalam hubungan pemilik dengan kuda-kudanya. Mereka menangkap dengan menjebak , memancing memakai kuda betina hingga dengan tali laso. Yang manarik, ketika ditangkap pemilik langsung duduk di punggung kuda tanpa pelana. Padahal bagi orang luar daerah seperti di Jawa hal itu dianggap aneh.
Dalam acara pacuan kuda, para joki umumnya adalah bocah laki-laki. Mereka lincah dan tangguh.
Kuda Bima juga dikenal tangguh. Bahkan sudah teruji di medan perang ketika Trunojoyo melawan Belanda di abad ke-16. Bima dan Gowa-Makassar ikut ikut membantu Trunojoyo. Adalah Sultan Nuruddin Abubakar Ali Syah (1682-1567) yang membawa kuda-kuda kapitan dari Bima ke Jawa.
Ternyata di balik keliarannya, tersembunyi obat yang berkhasiat menjinakkan aneka penyakit. Susu tersebut diperah dari kuda-kuda liar.
Sebagian orang meyakini susu kuda liar bisa menyembuhkan aneka penyakit berat seperti tumor, kanker dan liver. Bahkan menurut Google .Com penyakit yang bisa dijinakkan oleh susu kuda liar adalah anemia, asam urat, asma, avitaminosis, bronchitis, ginjal, gangguan pencernaan, kencing manis, leukemia, menurunkan kolesterol, paru-paru basah, rematik hingga TBC.
Pemerah susu biasa menyimpannya berhari-hari dalam kemasan botol sehingga susu menjadi basi. Namun hal itu tidak mengurangi minat orang ntuk menum susu kuda. Untuk mengurangi aroma tak sedap itu, susu tersebut bisa dicampur madu.
Di Dompu ada satu desa yang sudah lekat dengan susu kuda liar. Desa itu Saneo namanya. Kuda endemic setempat seperti di wilayah lainnya di Bima-Dompu tidak ditemukan di tempat lain di daerah tersebut.
Masalahnya sejauhmana usaha pemerintah bersama pemilik kuda untuk mempertahakan kuda lokal yang orisinil? Masuknya kuda Sumba dan perkawinan campur dengan kuda luar tersebut mengancam eksistensi kuda-kuda lokal. Itu artinya susu kuda liar yang dihasilkan oleh kuda dari hasil perkawinan silang tidak akan seampuh susu kuda-kuda endemik Bima-Dompu. *** Muslimin Hamzah
==========================================================
==========================================================
0 Komentar:
Post a Comment
Hal penting saat berkomentar :
1. Baca artikelnya, lalu beri komentar yang sesuai dengan tema.
2. Terima Kasih Atas Kunjungan Anda....